Sekelompok pecinta lingkungan memulai susur sungai dalam rangkaian kegiatan Ekspedisi Bengawan Solo. Selama sebulan mereka akan menyusuri Bengawan Solo dari hulu Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hingga hilir Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kelompok yang terdiri dari berbagai komunitas dan unsur ini berangkat dari Wonogiri pada Jumat (15/7) lalu. Hari ini, Sabtu (16/7), mereka singgah di Taman Sunan Jogo Kali, Pucangsawit, Solo.
Terlihat mereka berangkat menggunakan dua perahu karet yang masing-masing didayung tujuh orang. Selain itu ada juga sejumlah perahu pendamping.
"Melalui ekspedisi ini kami ingin mengajak masyarakat kembali memuliakan sungai. Karena eperti kita lihat di sepanjang sungai tadi ada banyak limbah, sampah, yang mencemari sungai," kata koordinator kegiatan Ermiko Effendi saat dijumpai di Pucangsawit, Sabtu (16/7/2022).
Dia juga mengajak akademisi dari beberapa kampus untuk melakukan riset di Bengawan Solo. Dia berharap hasil riset itu nantinya bisa digunakan para pemangku kepentingan untuk mengambil kebijakan.
Koordinator masyarakat hulu Bengawan Solo, Danar Rahmanto, mengatakan misi penting lainnya yang dibawa ialah agar ekologi Bengawan Solo tetap lestari. Diharapkan sungai bisa meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
"Jangka panjangnya, dengan ekologi sungai yang baik maka akan memberikan ketahanan pangan kepada masyarakat," ujar Danar yang merupakan mantan Bupati Wonogiri.
Menurutnya, di setiap daerah mereka akan singgah dan bertemu dengan pemangku kepentingan. Kemudian mereka akan menyampaikan misi mereka agar perbaikan bisa dilakukan secara bersama-sama.
"Sungai ini akan melewati 12 daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di tiap daerah kita singgah. Kita sampaikan agar misi mulia ini juga disambut. Kegiatan ini murni sosial, tidak profit oriented," ungkapnya.
Dalam ekspedisi ini, tim membawa maskot Rajamala yang dipasang di perahu mereka. Selain membawa misi sosial, ekspedisi itu juga membawa misi sejarah.
Perwakilan dari Keraton Kasunanan Surakarta, GPH Suryo Wicaksono, mengatakan kegiatan ini juga dilakukan untuk menapak tilas perahu Rajamala yang dibuat pada masa SISKS Pakubuwono IV.
"Kita napak tilas bagaimana dulu perahu Rajamala melintasi Bengawan Solo ini. Karena dulu transportasi darat belum seperti sekarang," katanya.
Menurutnya, Rajamala merupakan perahu legendaris yang disebut-sebut sebagai Titanic-nya Jawa. Sosok Rajamala sendiri merupakan tokoh pewayangan yang digunakan sebagai simbol untuk perahu tersebut.
"Karena sangat besar, maka dijuluki Titanic-nya Jawa. Memakai simbol Rajamala karena untuk menolak bala dari semua hal negatif di sungai," pungkasnya.
COMMENTS