Ekspedisi Sungai 2024 memasuki hari ke - 2. Rute perjalanan dari Tugu melintasi sejumlah titik di sepanjang alur sungai ngasinan. Sebelumnya, pada malam hari. Tim menginap di Guest House Pendopo Kab. Trenggalek, yang mendapat restu dari Bupati Trenggalek.
Di sepanjang Alur Ngasinan, Tim mencoba menilisik keberadaan peradaban Purba di sepanjang Sungai. Peradaban ini masih kita dapati dan menyisakan sejumlah komplek candi yang terletak di desa Gondang, Kec. Tugu.
Sebuah peradaban kuno, yang di yakini di bangun pada era Kerajaan Mataram Kuno, yang umurnya lebih tua di banding zaman Kerajaan Majapahit.
Jejak peradaban kuno di sepanjang sungai purba ini mengindikasikan bahwa sejak abad ke X, Sungai Tugu yang mengalir menuju Pusat Kota Trenggalek ini merupakan menjadi zona riparian yang digunakan untuk pemukiman dan menghadap ke Sungai
Keberadaan Candi ini, menurut para ahli diyakini sebagai tempat suci atau candi, hal ini dapat dilihat dari sisa runtuhan bata ini yang merupakan sisa robohan bangunan
"Bangunan candi umumnya berada di areal pemukiman, sedangkan di masa lalu, peradaban kita sangat lekat dengan sungai" ujar Harmaji, S.Pd, M.Si, Praktisi Sejarah Trenggalek
Keberadaan situs Gondang, lanjut Harmaji, menyiratkan pesan spirit kepada generasi muda, khususnya pemuda Trenggalek untuk makin mengenal jati diri leluhur.
"Bukan sekedar romantisme masa lalu, yang kerap kita jumpai pada acara-acara serominial peringatan hari Ulang Tahun Trenggalek, melainkan lebih mendalam memaknai konteks pemuliaan sungai yang dulu pernah dilakukan sejak abad ke 10" ujarnya
Secara spesifik, Aliran DAS dari Bendungan Tugu ini disebut sebagai Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu. di DAS Ngrowo - Ngasinan ini juga terdapat jejak peradaban yang lain.
Tinggalan arkeologi yang berada di sekitar DAS Ngrowo-Ngasinan, yaitu Candi Brongkah, Situs Semarum, dan Kamulan. Ketiga temuan ini sebagian besar dalam kondisi tertimbun endapan aluvial akibat banjir dan meluapnya Sungai Ngrowo-Ngasinan [1]
Pemilihan lokasi permukiman di sekitar DAS Ngrowo-Ngasinan membawa dampak yang sangat signifikan atau risiko besar terhadap bencana banjir karena lokasinya yang berada di tepi sungai. [1]
Upaya pemuliaan Sungai yang diwariskan para leluhur membuktikan membangun tempat suci (yang diyakini berada) di Situs Gondang, merupakan keputusan yang penuh resiko kala itu -jika dikatikan dengan konteks hari ini- bahwa DAS ini kerap di landa banjir
Daftar Pustaka
- DAS Ngrowo-Ngasinan: Pengaruh dan Manfaatnya Terhadap Tinggalan Arkeologi di Trenggalek, p-ISSN: 2252-3758, e-ISSN: 2528-3618, Hery Priswanto, Balai Arkeologi Provinsi D.I. Yogyakarta
x
COMMENTS